BEKASI SELATAN- Tidak saja Dishub dan Kepolisian yang akan dipersiapkan dalam mengawal keamanan, kenyamanan para pemudik yang melintasi Kota Bekasi, lebih dari itu pihak Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi pun sudah mempersiapkan relawan yang akan ditempatkan di posko mudik lebaran tahun ini.
“Seratus relawan medis siap dikerahkan untuk membantu para pemudik dengan memberikan pelayanan medis secara gratis, yang diperkirakan arus mudik akan memuncak pada H-3 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433 H,”ungkap Agung Cahyono, salah satu staff Pelayanan Sosial dan Kesehatan(PSK) Markas PMI kota Bekasi kepada Bekasi Ekspres,Senin (6/08).
Dijelaskan Agung, relawan medis yang akan diturunkan dalam memberikan pelayanan medis kepada para pemudik ini tergabung dalam Korps Suka Rela (KSR)PMI, yang berasal dari para pelajar, mahasiswa dan karyawan swasta.
“Mereka siap memberikan pelayanan medis bagi para pemudik yang mengalami kecelakaan, keletihan dan memberikan shock terapi bagi para korban hipnotis atau pembiusan, mereka sudah terlatih dan terdidik untuk siap dan tanggap menjalankan tugasnya,” lanjutnya.
Keberadaan posko PMI sendiri sudah disiapkan menjelang H-7 dan H+ 7 dengan dibantu empat tenaga medis setiap harinya ada 20 personil KSR yang disebar di tiap-tiap posko PMI. “Posko-posko PMI ditempatkan di tiga titik rawan kecelakaan, seperti di Jalan Chairil Anwar, Terminal Kota Bekasi serta, Stasiun KA Bekasi,” kata Agung lagi.
Pelayanan yang diberikan PMI selain berupa pelayanan kesehatan juga pelayanan ambulan gratis, hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan di jalur mudik yang cukup padat menjelang lebaran H-3 dan H-2. ”Meskipun baru ada satu unit mobil ambulan PMI dan dibantu 3 unit mobil ambulan dari dinas kesehatan, kami siap mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan kejadian luar biasa di jalur padat arus mudik,” terangnya.
Keberadaan Posko PMI tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan tapi juga memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi seputar arus mudik, juga di adakan pembagian bingkisan lebaran bagi masyarakat yang tidak mampu.
Meskipun seringkali ada kendala operasional di lapangan namun para tenaga relawan dan tenaga medis tetap bisa mengatasinya. “Biasanya yang sering terjadi adalah kurangnya koordinasi antar instansi dan peralatan seperti ambulan yang masih sedikit,” tegasnya sekali lagi.
Masalah dana juga sering menjadi alasan kurangnya pelayanan operasional dilapangan”Dana yang diberikan pemerintah masih kurang,karena dana tersebut hanya difokuskan untuk perawatan dan perbaikan gedung markas PMI saja,” jelas Agung.(CR16)